CBR PSIKOLGI II

CRITICAL BOOK REVIEW PSIKOLOGI PENDIDIKAN

PSIKOLOGI PENDIDIKAN BERBASIS ANALISIS EMPIRIS APLIKATIF
Dan
PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Oleh:    Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si
Disusun Sebagai Salah Satu Tugas Mandiri Yang Diwajibkan Dalam Mengikuti Perkuliahan PSIKOLOGI PENDIDIKAN
Dosen Pengampu: Dr. Mardianto, M.Pd

Oleh
Nama   : Siti Maryam
NIM      : 0310182100

Kelas/smester : P.BIO.4/II

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan Critical Book Review (CBR) dengan judul Psikologi Pendidikan Berbasis Analis Empiris Aplikatif dan Psikologi Kepribadian. Serta shalawat dan salam yang mana semoga kita semua menjadi ummat yang mendapat syafaat Nabi Muhammad SAW nantinya di hari kelak amin.
Terimakasih, kami menyadari sebanyak-banyaknya kepada para pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah CBR ini. Dan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing kami.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan saran dari segala pihak, diharapkan adanya kritik dan saran dari pembaca sekalian sehingga membangun demi kesempurnaan. Kami berharap makalah Critical Book Review (CBR) ini dapat membantu dan bermanfaat bagi pembaca.


MEDAN, 28 APRIL 2019
(....................................)

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah ..2
C. Batasan Masalah 2
D. Tujuan Masalah 2
BAB II 3
RINGKASAN BUKU 3
A.  Identitas Buku 3
B. Ringkasan Buku 3
BAB III 5
PEMBAHASAN 5
BUKU UTAMA
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendidikan 5
B. Perlunya dan Pentingnya Psikologi Pendidkan 6
C. Perkembangan Individu 6
D.Perkembangan Remaja 6
E. Gejala Pertumbuhan dan Perkembangan 7
F. Perkembangan Kemampuan Anak 9
G. Siswa Berkebutuhan Khusus dan Prilaku Menyimpang 10
H. Profesionalisme Guru : Masalah Upaya dan Pengembangannya 11
I. Siswa dan Kesulitan Belajar 11
BUKU PEMBANDING
A. Psikologi Kepribadian dalam Sistematika Psikologi 12
B. Urgensi Psikologi Kepribadian dalam Pendidikan 12
C. Usaha-usaha Mempelajari Kepribadian 13
D. Penegrtian Tipologi 13
E. Macam-macam Tipologi 13
F. Teori-teori Kepribadian 14
G. Teori Psikologi Individual 15
BAB IV 16
KESIMPULAN DAN SARAN 16
A. Kesimpulan 16
B. Saran 16
DAFATAR  PUSTAKA .17








BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengertian dan definisi Psikologi Pendidikan dapat dilihat dari dua sudut yakni etimologi dan terminologi. Menurut etimologi (asal usul kata) Psikologi Pendidikan dapat dijabarkan dalam dua kata yakni “Psikologi” dan “Pendidikan”. Psikologi pertama secara etimologi adalah istilah hasil peng-Indonesia-an dari bahasa asing, yakni bahasa Inggeris“Psychology”.Istilah psychologi sendiri bersal dari kata kata Yunani ”Psyche”, yang dapat diartikan sebagai roh, jiwa atau daya hidup, dan “logis” yang dapat diartikan ilmu. Kedua secara terminologi (istilah) maka psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang memperlajari atau menyelidiki pernyataan pernyataan Gejala jiwa yang dijadikan obyek pembahasan dalam psikologi ada empat macam yakni; gejala pengenalan (kognisi), gejala perasaan (emosi), gejala kehenak (konasi), dan gejala campuran (kombinasi).
Psikologi diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi di Leipzig, Jerman. Labo-ratorium ini merupakan laboratorium psikologi yang pertama di dunia. Setelah itu psikologi mengalami perkembangan yang pesat, yang ditandai dengan lahirnya bermacam-macam aliran dan cabang. Aliran-aliran psikologi lahir karena adanya pemahaman dan keyakinan para ahli yang berbeda-beda dalam memandang manusia. Aliran-aliran yang berkembang dalam bidang psikologi diantaranya : strukturalisme, fungsionalisme, behaviorisme, psikologi gestalt, psikologi dalam, psikologi humanistik, dst. Sedangkan cabang-cabang psikologi berkembang sebagai hasil dari pengkajian perilaku manusia ditinjau dari sudut pandang tertentu. Cabang-cabang psikologi diantaranya : psikologi perkembangan, psikologi pendidikan, psikologi sosial, psikologi kepribadian, psikologi abnormal, psikologi kesehatan, psikologi olah raga, dst.
Alasan saya memilih buku utama yang berjudul Psikologi Pendidikan Berbasis Analisis Empiris Aplikatif  karena dalam buku ini lebih dominan terhadap psikologi pendidikan dan membahas ruang lingkup psikologi pendidikan. Banyak materi-materi yang di bahas dalam buku utama ini. Dengan buku pembanding yang berjudul Psikologi Kepribadian yang bakal menjadi pelengkap dalam Critical Book Review (CBR) yang bakal menambah ilmu kita dalam mempelajariIlmuPsikologiPendidikan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian dan ruang lingkup pendidikan ?
2. Apa saja yang di bahas dalam perkembangan individu ?
3. Apa saja pembahsan dari perkembangan pada remaja?
4. Apakah gejala pertumbuhan dan perkrmbangan itu ?
5. Apa saja yang harus diperhatikan dalam anak yang berkebutuhan khusus ?
C. Batasan Masalah
Pada CBR ini batasan masalahnya yaitu hanya membahas tentang pengertian dan ruang lingkup pendidikan, pengertian dan ruang lingkup pendidikan, pembahsan dari perkembangan pada remaja, gejala pertumbuhan dan perkrmbangan itu dan anak yang berkebutuhan khusus. Dan tidak semua yang di pelajari dalam psikologi pendidikan itu dibahas disini semua.
D. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dan ruang lingkup pendidikan.
2. Untuk mengetahui perkembangan individu suatu anak.
3. Untuk mengetahui perkembangan pada remaja.
4. Untuk mengetahui anak yang berkebutuhan khusus.







BAB II
RINGKASAN BUKU
A. IDENTITAS BUKU
a. Buku Utama
Judul Buku : Psikologi Pendidikan Berbasisi Analisi Empiris Aplikatif.
Penulis : Prof. Dr. Syamsul Bachri Thalib, M.Si.
Penerbit : Kencana Prenadamedia Group.
Tahun Terbit : 2010.
Kota Terbit : Jakarta.
ISBN : 978-602-8730-11-2.
Jumlah Halaman : 318 halaman.

b. Buku Pembanding
Judul Buku : Psikologi Kepribadian
Penulis : Drs. Sumadi Suryabrata, B.A., M.A., Ed., Ph.D.
Penerbit : PT. Rajagrafindo Persada.
Tahun Terbit : 2016.
Kota Terbit : Jakarta.
ISBN : 979-421-044-7.
Jumlah Halaman : 361 halaman.

B. Ringkasan Buku
Psikologi pendidikan lebih merupakan ilmu yang dapat diterakan dalam kehidupan sehari hari khususnya tentang bagaimana masyarakat kita mengelola belajar. Hubungan guru dengan murid dan lain sebagainya. Peran psikologi pendidikan telah ada sejak psikologi masih merupakan bagian dari filasafat. Peran tersebut tampak antara lain dalam bentuk penerapan psikologi psikologi, terutama psikologi pendidikan anak dalam pendidikan. Pendidikan tidak hanpsikologi, terutama psikologi pendidikan anak dalam pendidikan. Pendidikan tidak hanya bertujuan mengantar peserta didik ke arah kedewasaan melainkan juag mencapai perilaku yang lebih luas dan lebih banyak kemungkinan-kemungkinannya.
Deskripsi perkembangan dari fkator-faktor yang mempengaruhi perkembangan bervsriasi menurut pendapat atau sudut pandang masing-masing pakar psikologi perkembangan. Ada yang merumuskannya sebagai proses perubahan, ada pulaa ynag menyatakan sebagai pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Perkembangan masa remaja merupakan salah satu masa perkembanagan yang dialami manusia dalam hidupan Masa remaja merupakan salah satu masa perkembanagan yang dialami manusia dalam hidupna dan masa remaja merupakan peralihan dari masa kana-kanak ke masa dewasa. Mengacu pada masa usia perkembanagan, pada umumnya remaja masih berada di bangku SMP, SMA dan sebagian sebagai mahasiswa.
Gejala pertumbuhan dan perkembangan menurut Istilah pertumbuhan dan perkembangan dalam dunia psikologi dan pendidikan selalu mempunyai kaitan yang erat sekali. Istilah ini sering digunakan secara bergantian namun sebenarnya keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Tumbuh memang berbeda dengan berkembang.
Siswa berkebutuhan khusus, sesuai dengan arti kata ‘exceptional’, anak luar biasa diartikan sebagai individu-individu yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari individu lainnya yang dipandang normal oleh masyarakat pada umumya. Secara lebih khusus,anak luar biasa menunjukkan karakterisrik fisik, intelektual, dan emosional yang lebih rendah atau lebih tinggi dari anak normal sebayanya, atau berada di luar standar norma-norma yang berlaku di masyarakat apakah itu menyimpang baik dari segi gisik.  Siswa dan esulitan belajar, belajar adalah proses dimana seorang peserta didik mengalami perubahan dari satu kondisi kepada kondisi lain, kondisi yang lain tersebut tentu direncanakan, dikontrol dan dikendalikan. Usaha pencapaian agar peserta didik sampai pada kondisi yang diinginkan tentu menempuh berbagai cara, melewati berbagai kondisi dan mengikuti beberapa prinsip yang menjadi atauran dalam belajar.

BAB III
PEMBAHSAN
A. Pengertian dan Ruang Lingkup Psikologi Pendidikan
Pengertian dan definisi Psikologi Pendidikan dapat dilihat dari dua sudut yakni etimologi dan terminologi. Menurut etimologi (asal usul kata) Psikologi Pendidikan dapat dijabarkan dalam dua kata yakni “Psikologi” dan “Pendidikan”. Psikologi pertama secara etimologi adalah istilah hasil peng-Indonesia-an dari bahasa asing, yakni bahasa Inggeris“Psychology”.Istilah psychologi sendiri bersal dari kata kata Yunani ”Psyche”, yang dapat diartikan sebagai roh, jiwa atau daya hidup, dan “logis” yang dapat diartikan ilmu. Kedua secara terminologi (istilah) maka psikologi berarti ilmu jiwa atau ilmu yang memperlajari atau menyelidiki pernyataan pernyataan. Gejala jiwa yang dijadikan obyek pembahasan dalam psikologi ada empat macam yakni; gejala pengenalan (kognisi), gejala perasaan (emosi), gejala kehenak (konasi), dan gejala campuran (kombinasi).
Pendidikan yang berasal dari kata didik dalam bahasa Indonesia juga hasil dari transeletasi peng-Indonesia-an dari bahasa Yunani yaitu “Peadagogie”. Etimologi kata Peadagogie adalah “pais” yang artinya “Anak”, dan “again” yang terjemahannya adalah “bimbing”. Jadi terjemahan bebas kata peadagogie berarti “bimbingan yang diberikan kepada anak”. Menurut termonologi yag lebih luas maka pendidikan adalah usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tujuan hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.
Psikologi pendidikan merupakan salah satu cabang psikologi pada umumnya. Psikologi, sebagai sutu ilmu merupakan pengertian ilmiyah, suatu secience yang diperoleh dengan pendekatan ilmiyah, kajian-kajian ilmiyah yang di jalankan secara terencana, sistematis, terkontrol berdasarkan datab empiris. Psikologi sebagai ilmu mengenai aktivitas individual digunakan secara luas, tidak hanya mencakup aktivitas motorik, tetapi juga mencakup aktivitas kognitif, dan emosional. Psikologi pendidikan lebih merupakan ilmu yang dapat diterakan dalam kehidupan sehari hari khususnya tentang bagaimana masyarakat kita mengelola belajar. Hubungan guru dengan murid dan lain sebagainya.
Zimmer mengatakan bahwa psikologi di defenisikan sebagai studi ilmiayah tentang proses mental dan perilaku atau studi menegenai fenomena persepsi, kognisi, emosi, kepribadian, perilaku dan hubungan interpersonal. Psikologi junga mengacu pada aplikasi pengetahuan berbagai aktivitas manusia,mengacu isu yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari (sepertti kehidupan keluarga,pendidikan, ketenaga kerjaaan) dan perawatan permasalahan kesehatan mental. Psikologi pendidikan adalah disiplin vital atau hal penting yang memberi kontribusi etrhadap pendidikan dalam memahami makna pembelajaran, peserta didik,psoses belajar strategi pembelajaran, dan strategi asessment pembelajran.
B. Perlu dan Pentingnya Psikologi Pendidikan
Peran psikologi pendidikan telah ada sejak psikologi masih merupakan bagian dari filasafat. Peran tersebut tampak antara lain dalam bentuk penerapan psikologi psikologi, terutama psikologi pendidikan anak dalam pendidikan. Pendidikan tidak hanpsikologi, terutama psikologi pendidikan anak dalam pendidikan. Pendidikan tidak hanya bertujuan mengantar peserta didik ke arah kedewasaan melainkan juag mencapai perilaku yang lebih luas dan lebih banyak kemungkinan-kemungkinannya.
C. Perkembangan Individu
Deskripsi perkembangan dari fkator-faktor yang mempengaruhi perkembangan bervsriasi menurut pendapat atau sudut pandang masing-masing pakar psikologi perkembangan. Ada yang merumuskannya sebagai proses perubahan, ada pulaa ynag menyatakan sebagai pertumbuhan ke arah yang lebih maju. Ada bebrapa teori-teori yang dikemukakan oleh beberapa pendapat seperti teori :
1. Teori psikodinamika Sigmund Freud yaitu memandang bahawa seorang anak yang dilahirkan memiliki dua kekuata energi biologik, libido dan nafsu mati.
2. Teori yang beriorintasi biologis yaitu yang menekankan faktor biologis yang menitikberatkan pengaruh faktor bawaaan atau ketururnan.
3. konsep yang berorientasi faktor lingkungan yaitu konsep yang mementingkan pengaruh lingkungan terhadap perkembanagan anak.
4. Teori interaksionisme yaitu memntingkan perkembangan intelektual dan moral.
D. Perkembangan Remaja
Masa remaja merupakan salah satu masa perkembangan yang dialam i manusia dalam hidupan. Masa remaja merupakan salah satu masa perkembanagan yang dialami manusia dalam hidupna dan masa remaja merupakan peralihan dari masa kana-kanak ke masa dewasa. Mengacu pada masa usia perkembanagan, pada umumnya remaja masih berada di bangku SMP,AMA dan sebagian sebagai mahasiswa. Proses perkembangan manusia tidak lepas dari pengaruh linkungan sehingga perkembangan remaja yang duduk di bangku SMP akan bebeda denagn remaja di SMA, ataupun perguruan tinggi.
E. Gejala Pertumbuhan dan Perkembangan
Istilah pertumbuhan dan perkembangan dalam dunia psikologi dan pendidikan selalu mempunyai kaitan yang erat sekali. Istilah ini sering digunakan secara bergantian namun sebenarnya keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Tumbuh memang berbeda dengan berkembang. Sesuatu yang tumbuh adalah sesuatu yang bersifat material dan kuantitatif, sedangkan berkembang adalah suatu yang bersifat fungsional dan kualitatif. Pada diri seorang anak gejala pertumbuhan dan perkembangan selalu menyatu dalam proses pendidikan atau proses belajar yang dialami anak. Hal ini erat kaitannya dengan tingkat kemampuan, keinginan serta kejenuhan yang menjadi lingkatan bagi kegiatan belajar dan tentunya akan berpengaruh pada hasil belajar itu sendiri.
1. Peristiwa Gejala Pertumbuhan
Dalam hal ini pertumbuhan pribadi manusia bertolak dari peristiwa awal herditer. Manusia terbentuk dari meterial yang lemah. Materil yang dimaksudkan adalah materil genetis. Pertumbuhan genetis manusia tidak jauh berbeda dengan pertumbuhan genetis pada hewan, karena keduanya merupakan organisme. Setiap organisme tumbuh dari keadaan sederhana dengan satu sel tunggal menjadi banyak sel dan membentuk organisme yang bersusunan sangat kompleks. Mencermati gejala pertumbuhan tersebut Dalyono menegaskan bahwa; Pertumbuhan pada masing masing individu dalam segi proses hal umum yang sama, tetapi dalam hal hal yang khusus belum tentu sama.
2. Peristiwa Gejala Perkembangan
Disamping gejala pertumbuhan diri seseorang maka ia juga mengalami gejala perkembangan, dimana gejala ini tidak ditekankan pada segi materil, melainkan pada segi fungsional. Untuk itu perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan kualitatif dari fungsi fungsi. Sementara itu fungsi fungsi yang berkembang dalam aspek kejiwaan secara kualitatif tampak dalam sifat kejiwaan sebagaimana pendapat Wasty Soemanto, diantaranya:
a. Perhatian, bukan merupakan fungsi, melainkan modus dari fungsi. Sementara modus itu sendiri adalah cara berposisi dan menggerakkan. Dengan kata lain bahwa perhatian merupakan cara menggerakkan bentuk umum dan cara bergaulnya jiwa dengan bahan-bahan dalam medan tingkah laku.
b. Pengamatan, merupakan fungsi sensoris yang memungkinkan seseorang menangkap stimuli dari dunia nyata sebagai bahan yang dapat diamati. Pengamatan sebagai suatu fungsi primer dari jiwa dan menjadi awal dari aktivitas intelektualnya.
c. Tanggapan, merupakan unsur dasar dari jiwa manusia. Selain itu, tanggapan juga merupakan bayangan yang menjadi kesan yang dihasilkan dari pengamatan. Kesan tersebut menjadi isi kesadaran yang dapat dikembangkan dalam hubungannya dengan konteks pengalaman waktu sekarang serta antisipasi keadaan untuk masa yang akan datang.
d. Ingatan Mengingat berarti menyerap atau melekatkan pengetahuan dengan cara pengecaman secara aktif. Ada 3 fungsi ingatan, diantaranya: mencamkan (menangkap atau menerima kesankesan), menyimpan kesan-kesan dan mereproduksi kesankesan tersebut.
e. Fantasi Fantasi dapat didefenisikan sebagai aktivitas imajinasi untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru dengan pertolongan tanggapan-tanggapan lama yang telah ada dan tanggapan baru itu tidak harus sama atau sesuai dengan benda-benda yang ada. Dalam fantasi itu sendiri terbagi 2 yakni fantasi sengaja secara pasif (yang tidak dikendalikan oleh pikiran dan kemauan) dan fantasi sengaja secara aktif (yang dikendalikan oleh pikiran dan kemauan).
f. Pikiran Pikiran diartikan sebagai kondisi letak hubungan antara bagian pengetahuan yang ada dalam diri yang dikontrol oleh akal. Dalam hal ini akal berfungsi sebagai pengendali pikiran. Sementara itu, pengetahuan sendiri mencakup segala konsep, gagasan, dan pengertian yang telah dimiliki atau diperoleh manusia.
g. Perasaan Perasaan dapat diartikan sebagai suasana psikis yang mengambil bagian pribadi dalam situasi, dengan jalan membuka diri terhadap suatu hal yang berbeda dengan keadaan atau nilai dalam diri. Jika berpikir itu bersifat objektif, maka perasaan itu bersifat subjektif karena dipengaruhi oleh keadaan diri.
h. Kemauan Kemauan disebut juga dengan kekuatan, kehendak, yang diartikan sebagai kekuatan untuk memilih dan merealisasikan suatu tujuan. Dimana tujuan ini merupakan pilihan diantara berbagai tujuan yang bertentangan.
F. Perkembangan Kemampuan Anak
Kemahiran seorang anak diiringi dengan seperangkat vitalitas kehidupan baik itu jasmaniah, rohaniah maupun eksistensi. Jasmaniah artinya seperangkat fisik yang mengalami pertumbuhan, maka harus dipupuk diberi materi agar mampu bertahan hidup, sehat maka pendidikan jasmaniah diawali dari konsep ini. Rohaniah adalah seperangkat fsikhis yang mengalami perkembangan, maka harus dibina dan diberi bimbingan arah kehidupan agar mampu memiliki arti kehidupan. Eksistensi artinya seperangkat nilai yang mengalami perobahan keberadaan, maka harus dikembangkan dan diarahkan agar anak mempunyai satu nilai sosial dalam lingkungannya. Keluarga modern sadar bahwa anak anak mereka tidak akan menikmati perkembangan akal yang sempurna yang merupakan pemberian Tuhan, kecuali jika mereka mendapatkan pendidikan akal, dan jiwa mereka mendapat kesempatan yang cukup di rumah, keluarga, sekolah dan masyarakat pada umumnya untuk mengembangkan, menumbuhkan, dan menggarap kesediaan kesediaan, bakat bakat, minat, dan kecakapan kecakapan intelektual anak anak tersebut.
Jean Peaget seorang pakar psikologi terkemuka menurut penulis dianggap representatif untuk mengklasifikasi urutan perkembangan kognitif anak ini yakni sebagai berikut:
1. Fase Sensori Motor (umur 0 – 2 tahun) pada fase ini pengalaman kognitif anak didasarkan pada perlakuan panca indra anak. Perkembangan kognitif akan tampak bila anak memiliki banyak pengalaman interaksi dengan lingkungan khusunya bersifat material/fisik. Beberapa tahapan kemampuan yang dapat dideteksi adalah sebagai berikut: kemampuan mengenali, Kemampuan mengingat. Dalam fase ini disarankan pada orang tua untuk lebih banyak memberi pengalaman tambahan pada anak, kemudian pengulangan pengalaman dengan mengingatkan anak.
2. Fase Intuitif – Pra Operasional (2 – 7 tahun). Pada fase ini pengalaman kognitif anak didasarkan pada pengkayaan pengalaman baik interaksi dengan lingkungan maupun pengulangan ingatan. Beberapa kecakapan baru yang penting adalah kemajuan yang sungguh pesat dalam pengumpulan kosa kata. Anak umur 2 tahun memiliki 200 kosa kata, untuk umur lima tahun 2000 kata begitu seterusnya. Dalam fase ini disarankan agar orang tua untuk lebih banyak berinteraksi dengan bahasa dan kata kata yang semakin kaya, bercerita, bernyanyi dan lain sebagainya. Pada bagian yang sama anak disamping memiliki kemampuan meniru juga telah mampu mendayagunakan imajinasinya. Latihan berekspresi keindahan baik pada dunia seni maupun apresiasi kehidupan sudah saatnya diberi kesempatan.
3. Fase Operasi – Kongkrit (umur 7 – 11 tahun) Pada fase ini pengalaman kognitif anak berangsur beralih dari dunia fantastif ke dunia nyata, maka logis tidaknya satu keadaan telah menjadi pertimbangan tindakannya. Pada saat inilah maka kita disarankan untuk membimbing eatifitas, mengembangkan keterampilan dan mendorong keberanian yang positif pada anak.
4. Fase Operasi Formal (umur 11 – 16 tahun) Dalam fase terakhir ini pengalaman kognitif anak telah kaya dengan pengalaman baik itu yang bersifat kongkrit maupun abstrak. Berfikir secara rasional semakin kentara dengan memberanikan diri memilah mana yang logis mana yang imajinatif dan abstrak. Perkembangan fase ini bukan hanya dibimbing dan dikembangkan, tetapi harus lebih banyak mendapat perhatian tentang kendali tindakan anak, karena fase ini lebih banyak mendapat perhatian tentang kendali tindakan anak. Karena\fase ini beriringan dengan fase pubertas pada aspek emosional anak.
G. Siswa Berkebutuhan Khusus dan Prilaku Menyimpang
1. Siswa Berkebutuhan Khusus
Sesuai dengan arti kata ‘exceptional’, anak luar biasa diartikan sebagai individu-individu yang mempunyai karakteristik yang berbeda dari individu lainnya yang dipandang normal oleh masyarakat pada umumya. Secara lebih khusus,anak luar biasa menunjukkan karakterisrik fisik, intelektual, dan emosional yang lebih rendah atau lebih tinggi dari anak normal sebayanya, atau berada di luar standar norma-norma yang berlaku di masyarakat apakah itu menyimpang baik dari segi gisik.
Anak berkelainan berbeda dari anak normal lainnya sehingga memerlukan layanan khusus, baik persona, sosia, maupun usaha-usaha pendidikannya lainnya. Anak luar biasa juga mencakup anak berbakat dan cedas. Klasifikasi anak liuar biasa dapat dilihat dari segi fisik, mental, komunikasi, belajar, dan pwerilaku. Pelabelan anak luar biasa dimaksudkan untuk kepentingan dan kemudahan pelayanan terhadap mereka. Namun, dilain pihak pelabelan ini bukanlah sesuatu hal utama atu tidak penting. Prevalensi anak luar biasa menunjukkan demikian banyaknya jumlah anak luar biasa memerlukan pelayanan pendidikan khusus. Mereka memrlukan tenaga-tenaga profesiona: guru, pembimbing khusus, psikologi, tenaga medis, dan fasilitas khusu.
2. Faktor-faktor Penyebab Penyimpangan Perilaku
Secara garis besar,faktor-faktor penyebab penyimpangan perilaku dapat di klasifikasikan atas dua kategori :
a. Kondisi biligis, yaitu faktor genetik yang bersifat bawaan dari orang tua seperti kerusakan otak sebelum kelahiran.
b. Kondisi fsikologis, yaitu terjadinya penyimpangan perilaku yang dapat bersumber dari linkungan keluarga, lingkungan masyrakat atau faktor yang bersumber dari individu sendiri seperti stress.
H. Profesionalisme Guru : Masalah dan Upaya Pengembangannya
Akhir-akhir ini masalah profesionalisme guru ramai dibicarakan. Secara faktual diakui bahwa terbitnya Undang-Undang Guru dan Dosen (UUGD) pada dasarnya bertujuan untuk memberdayakan profesi guru melalui kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik. UUDG yang menuntut kualifikasi guru minimal berpendidikan D4/S1 membuat para guru, terutama guru SD, memukai berlomba guru sarjana.
Peningkatan Kualifikasi akademik dan sertifikasi pendidik bagi guru sangat penting untuk kehidupan sebagian besar dari sekitar 2,7 juta guru di tanah air karena hanya dengan ijazah sarjana ditambah sertifikat pendidik, guru bisa menerima tunjangan profesi.
I. Siswa dan Kesulitan Belajar
Belajar adalah proses dimana seorang peserta didik mengalami perubahan dari satu kondisi kepada kondisi lain, kondisi yang lain tersebut tentu direncanakan, dikontrol dan dikendalikan. Usaha pencapaian agar peserta didik sampai pada kondisi yang diinginkan tentu menempuh berbagai cara, melewati berbagai kondisi dan mengikuti beberapa prinsip yang menjadi atauran dalam belajar. Namun harus disadari bahwa ditengah tengah antara kondisi awal sampai kondisi tujuan terdapat beberapa hal yang menjadi rintangan baik
datang dari siswa maupun dari luar diri siswa. Rintangan atau hambatan yang dialami siswa tersebut dalam psikologi pendidikan disebut dengan hambatan atau kesulitan belajar. Kesulitan belajar dapat diterjemahkan dari fenomena dimana siswa mengalami kesulitan ketika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf keualifikasi hasil belajar tertentu berdasarkan ukuran kriteria keberhasilan seperti yang dinyatakan dalam Tujuan Instruksional atau tingkat perkembangannya.
Beberapa hal yang dapat mempengaruhi kesulitan belajar pada anak adalah :
a. Perkembangan Fisik Perkembangan fisik mempunyai pengaruh langsung terhadap anak karena menentukan hal-hal yang dapat dilakukan oleh anak dan secara tidak langsung baik terhadap dirinya sendiri maupun terhadap orang lain. Perkembangan fisik yang normal memungkinkan anak menyesuaikan diri pada situasi yang ada dengan tuntutan sosial untuk usianya, sedangkan perkembangan fisik yang menyimpang akan menghambat penyesuaikan diri anak tersebut. Kondisi kesehatan anak berpengaruh terhadap pertumbuhan fisik, kualitas energi, perkembangan diri, keadaan emosi, tingkah laku sosial dan prestasi sekolah anak. Pengaruh psikologis kecelakaan yang dialami sering lebih merusak dan bertahan pada gangguan fisiknya karena akan mempengaruhi kepercayaan anak pada dirinya sendiri dan sering menimbulkan rasa malu yang generalisasi.

b. Emosi yang tidak stabil Emosi mempengaruhi aktivitas mental secara umum. Emosi
yang tidak menyenangkan akan menyebabkan penurunan prestasi dari aktivitas mental. Emosi mempengaruhi interaksi seseorang. Emosi yang tidak menyenangkan mendorong anak untuk mengubah tingkah laku sosial, sedangkan emosi yang menyenangkan mendorong anak untuk mempertahankan tingkah laku sosialnya. Emosi diartikan sebagai keadaan dimana seorang anak kurang memperoleh kesempatan untuk mendapatkan pengalaman emosional yang menyenangkan, khususnya kasih sayang, kegembiraan, kesenangan dan rasa ingin tahu
c. Kemampuan intelektual dibawah rata-rata/mental retardation. Anak mental retardation biasanya mengalami keterlambatan yang sangat luas mencakup perkembangan fungsi kognitif dan sosial. Berdasarkan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders.
Di dalam buku pembanding yang isinya sebagai berikut :
A. Psikologi Kepribadian dalam Sistematika Psikologi
Psikologi diakui sebagai ilmu yang berdiri sendiri pada tahun 1879 ketika Wilhelm Wundt mendirikan laboratorium psikologi di Leipzig, Jerman. Labo-ratorium ini merupakan laboratorium psikologi yang pertama di dunia. Setelah itu psikologi mengalami perkembangan yang pesat, yang ditandai dengan lahirnya bermacam-macam aliran dan cabang.
B. Urgensi Psikologi Kepribadian dalam Pendidikan
Psikologi kepribadian merupakan pengetahuan ilmiah. Sebagai pengetahuan ilmiah, psikologi kepribadian menggunakan konsep-konsep dan metoda-metoda yang terbuka bagi pengujian empiris. Istilah kepribadian dalam bahasa Inggris dinyatakan dengan personality. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu persona, yang berarti topeng dan personare, yang artinya menembus. Istilah topeng berkenaan dengan salah satu atribut yang dipakai oleh para pemain sandiwara pada jaman Yunani kuno. Dengan topeng yang dikenakan dan diperkuat dengan gerak-gerik dan apa yang diucapkan, karakter dari tokoh yang diperankan tersebut dapat menembus keluar, dalam arti dapat dipahami oleh para penonton. Dari sejarah pengertian kata personality tersebut, kata persona yang semua berarti topeng, kemudian diartikan sebagai pemaiannya sendiri, yang memainkan peranan seperti digambarkan dalam topeng tersebut. Dan sekarang ini istilah personality oleh para ahli dipakai untuk menunjukkan suatu atribut tentang individu, atau untuk menggambarkan apa, mengapa, dan bagaimana tingkah laku manusia.
C. Usaha-usaha Mempelajari Kepribadian
Usaha-usaha untuk mengerti perilaku atau menyingkap kepribadian manu-sia sudah lama dilakukan dimulai dengan cara yang paling sederhana, yang tergolong pendekatan nonilmiah, sampai dengan cara-cara modern atau pendekatan ilmiah. Dari cara-cara yang sangat sederhana lahirlah pengetahuanpengetahuan yang bersifat spekulatif, dalam arti kebenarannya tidak bisa dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Ada beberapa pengetahuan yang menjelaskan kepribadian secara spekulatif. Pengetahuan seperti ini disebut uga ilmu semu (pseudo science). Yang termasuk ilmu-ilmu semu antara lain sebagai berikut.
D. Pengertian Tipologi
Telah dipaparkan pada bab II bahwa usaha-usaha untuk memahami dan mnyingkap perilaku dan kepribadian manusia antara lain menghasilkan pengetahuan yang disebut tipologi. Tipologi adalah pengetahuan yang berusaha menggolongkan manusia menjadi tipe-tipe tertentu atas dasar faktor-faktor tertentu, misalnya karakteristik fisik, psikis, pengaruh dominant nilai-nilai budaya, dst.
E. Macam-macam tipologi.
1. Tipologi Konstitusi
Tipologi konstitusi merupakan tipologi yang dikembangkan atas dasar aspek jasmaniah. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh tipologi konstitusi adalah bahwa keadaan tubuh, baik yang tampak berupa bentuk penampilan fisik maupun yang tidak tampak, misalnya susunan saraf, otak, kelenjar-kelenjar, darah, dts., menentuan ciri pribadi seseorang. Ada beberapa ahli yang telah mengembangkan tipologi konstitusi, diantaranya : Hippocrates dan Gelenus, De Giovani, Viola, Sigaud, Sheldon, dst. Uraian berikut hanya menyajikan beberapa tipologi konstitusi.
b. Tipologi Viola
Viola, seorang ahli dari Italia, mengemukakan tipologi yang didasarkan pada bentuk tubuh sebagaimana telah dilakuakn penelitian oleh De Giovani. Atas dasar aspek tersebut Viola mengemukakan tiga golongan atau tipe bentuk tubuh manusia.
c. Tipologi Sigaud
Sigaud, seorang ahli psikologi dari Perancis, menyusun tipologi manusia berdasarkan 4 macam fungsi tubuh, yaitu : motorik, pernafasan, penecernaan, dan susunan saraf sentral. Dominasi salah satu fungsi tubuhtersebut menentukan tipe kepribadian.
2. Tipologi Temperamen Tipologi
temperamen merupakan tipologi yang disusun berdasarkan karakteristik segi kejiwaan. Dasar pemikiran yang dipakai para tokoh yang mengembangkan tipologi temperamen adalah bahwa berbagai aspek kejiwaan seseorang seperti : emosi, daya pikir, kemauan, dst. Menentukan karakteristik yang bersangkutan. Yang tergolong tipologi jenis ini antara lain : tipologi Plato, tipologi Immanual Kant, tipologi Bhsen, Tipologi Heymans, dst.
3. Tipologi Berdasarkan Nilai-nilai Kebudayaan
Tipologi berdasarkan nilai-nilai kebudayaan dikembangkan oleh Eduard Spranger. Spranger menyatakan bahwa kebudayaan (culture) merupakan sistem nilai, karena kebudayaan itu tidak lain adalah kumpulan nilai-nilai budaya yang tersusun atau diatur menurut struktur tertentu.
F. Teori-teori Kepribadian
A. Pengertian Teori Kepribadian
Teori merupakan salah satu unsur penting dari setiap pengetahuan ilmiah atau ilmu, termasuk psikologi kepribadian. Tanpa teori kepribadian usaha memahami perilaku dan kepribadian manusia pasti sulit untuk dilaksanakan. Apakah yang dimaksud dengan teori kepribadian ? Menurut Hall dan Lindzey (Koeswara, 2001 : 5), teori kepriadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia.
B. Fungsi Teori Kepribadian
Sama seperti teori ilmiah pada umumnya yang memiliki fungsi deskriptif dan prediktif, begitu juga teori kepribdian. Berikut penjelaskan fungsi deskriptif dan prediktif dari teori kepribadian.
C. Dimensi-dimensi Teori Kepribadian
Setiap teori kepribadian diharapkan mampu memberikan jawab atas pertanyaan sekitar apa, mengapa, dan bagaimana tentang perilaku manusia. Untuk itu setiap teori kepribadian yang lengkap, menurut Pervin.
G. Teori Psikologi Individual
Tokoh yang mengembangkan teori psikologi individual adalah Alfred Adler (1870-1937), yang pada mulanya bekerja sama dengan dalam mengembangkan psikoanalisis. Karena ada perbedaan pendapat yang tidak bisa diselesaikan akhirnya Adler keluar dari organisasi psikoanalisis dan bersama pengikutnya dia mengembangkan aliran psikologi yang dia sebut Psikologi Individual.












BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
Psikologi Pendidikan adalah pengetahuan kependidikan yang didasarkan atas hasil hasil temuan riset psikologi. Hasil hasil riset psikologi tersebut kemudian dirumuskan sehingga menjadi konsep konsep, teori teori, dan metode metode serta strategi strategi yang utuh. Konsep, teori, metode dan strategi tersebut kemudian disistematisasikan hingga menjadi “repertoire of resources”, yakni rangkaian sumber yang berisi pendekatan yang dapat dipilih dan digunakan untuk praktik praktik kependidikan khususnya dalam hal belajar mengajar.
Pendidikan adalah sebuah proses yang dilakukan anak manusia untuk mempersiapkan generasi muda. Sebagai sebuah proses maka pendidikan memerlukan media, ruang dan penataan, begitu juga dengan generasi maka memerlukan pemahaman tentang manusia. Empat disiplin ilmu yang mempunyai hubungan fungsional dengan Psikologi Pendidikan yaitu : Psikologi Pendidikan dengan Antropologi, Psikologi Pendidikan dengan Fisiologi,  Psikologi Pendidikan dengan Didaksologi, dan Psikologi Pendidikan dengan Pembelajaran.
b. Saran
Saran saya agar Critical Book Review ini terasa lengkap semua yang berkaitan dalam pendidikan psikologi yang berhubungan dengan tugas bagian guru di cantumkan dalam buku. Dan seharusnya dalam isi Critical Book Review ini tidak di tentukan apa saja yang ingin dicantumkan yang berhubungan dengan pendidikan psikologi agar si pembaca dapat memperluas pengetahunnya dalam mempelajari pendidikan psikologi bertambah. Diharapkan ssaran dari si pembaca. Terimakasih.




DAFTAR PUSTAKA
Thalib Syamsul Bachri, Psikologi Pendidikan Berbasisi Analisi Empiris Aplikatif, 2010, Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Suryabrata Sumardi, Psikologi Kepribadian, 2016, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.



 

BUKU UTAMA       BUKU PEMBANDING

Komentar

Postingan populer dari blog ini

CJR PSIKOLOGI I

CJR PSIKOLOGI II